Sekolah/Kuliah online, lanjut atau tidak ?

Kenapa nih bahas-bahas sekolah ama kampus, orang udah lulus :D. Ya gapapa sih cuma pengen liatin sudut pandangku soal sekolah/kuliah online atau offline selama pandemi Covid-19. Ini gara-gara dd patiw (dibaca: dedek patiw) salah satu teman online dari pergame an ku (bisa dibilang udah kek adek online wkwk). Pas aku minta saran buat nulis apaan di blog yang lama dianggurin, dia bilang bahas soal rumor yang katanya bulan juli sekolah dan kampus udah mulai dibuka aja. Dipikir-pikir ada menariknya juga, jadi ya udah jreng.. jreng..jreng

Dalam salah satu artikel yang diunggah pada website CNN Indonesia yang berjudul “Nadiem: Sekolah Dibuka Usai Vaksinasi, Kampus Masih Nosa PJJ)” disebutkan bahwa Nadiem Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberikan pernyataan sebagai berikut:

“Untuk universitas itu yang akan kita izinkan untuk dibuka, tapi ujung-ujungnya keputusan rektor untuk melakukan tatap muka. Karena mereka yang paling possible masih bisa melakukan PJJ”

Selain itu beliau juga menyebutkan:

“Tapi yang Paud, TK, SD, SMP, SMA itu pada saat vaksinasi sudah terjadi kami akan mendorong segera buka walaupun dengan protokol kesehatan”

Pernyataannya disebutkan dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR pada hari Rabu, 10 Maret 2021.

Okay, dari pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut aku akan mulai dari “universitas” dulu. Beliau menyebutkan bahwa perkuliahan offline akan diijinkan tetapi tetap ujungnya bergantung pada keputusan rektor.

Kalau menurutku sih… ehm untuk universitas harus dibuka ya, kenapa.. ya karena mau se possible apapun mahasiswa bisa kuliah online sampai selamanya (kaya pendapat Bapak menteri kita), tetap aja kualitas perkuliahannya akan lebih baik dilakukan secara langsung. Dengan begitu ada sedikit kontrol dari dosen selama perkuliahan berlangsung. Pasti ada dosen dan mahasiswa yang berhasil menyelenggarakan kelas secara daring dengan optimal tapi gak semua sesempurna itu juga :”. Ada yang ikut kelas afk (away from keyboard), off cam dan waktu menyelesaikan tugas copas teman (diganti dikit2) dan lain-lain, intinya banyak banget lah. Ada juga dosen yang gak menyelenggarakan web conference dan hanya memberikan tugas supaya mahasiswa mau belajar dan mencari sendiri..emang sih mahasiswa harus mandiri dan mau cari materi sendiri karena mereka udah beda ama SISWA udah dikasih MAHA nih depannya berarti lebih mandiri seharusnya, tapi setidaknya dengan ada arahan sedikit dari dosen akan lebih bagus.

Lagi pula.. namanya aja udah mahasiswa mereka harusnya udah sadar apa yang saat ini terjadi dengan lingkungan mereka, jadi gak perlu diingetin berkali-kali kalau protokol kesehatan harus dijalankan dengan serius. Jadi bisa nih kuliah offline, mungkin kampus harus mengurangi kuantitas setiap kelas, contoh dari 20 mahasiswa dalam satu kelas dijadikan 10. Atau bisa juga dibagi 2. Kalau di kampusku dulu untuk mata kuliah dengan 3 sks kelas harus berlangsung selama 2,5 jam. Nah.. 1 jam pertama dapat dipakai untuk absen pertama sampai 10, dan jam kedua absen berikutnya. Emang dipotong sih jam kuliahnya, tapi setidaknya ada sedikit arahan dari dosen yang bisa mereka lanjutkan sendiri di rumah.

Nah sekarang untuk anak-anak sekolah. Ini agak susah sih menurutku.. karena bocil-bocil (hihi) kadang agak nakal dan ada yang belum sadar apa yang harus mereka lakukan selama pandemi ini. Contoh aja nih… kalau anak TK sekolah pakai masker terus tuker2an masker ama temennya gara2 gambarnya lucu atau entah apa wkwkwk kan ga lucuuuuuu.. duh bengek. Tapi mereka gak bisa dibiarin sekolah online terus..! Kenapa ? banyak alasannya, nih:

Mereka gak pernah berinteraksi ama temannya, sekolah aja tapi naik kelas terus. Yakin gak nih … kedewasaannya bertambah juga sama kayak kelasnya. Kan gak lucu kalau anak kelas 1 sd yang tiba-tiba udah kelas 6 misalnya (karena kelamaan onlen) punya pikiran yang masih sama kaya anak kelas 1 sd. Kurang baik buat mentalnya menurutku.
Ada dari antara mereka yang gak sekolah tapi main ama temen2nya tetep lanjut. Haduh.. sama-sama berpotensi menyebarkan virus ya kan ! mending sekalian sama belajar dari pada cuma main di rumah ama temen2nya.
Kalau kalian baca artikel yang tadi kukutip di atas, disana pak menteri juga memberi pernyataan begini: “Semua riset yang kita lihat di dunia, semakin muda tingkat penularannya semakin kecil. Antara anak ke anak itu semakin kecil. Tentunya yang kita tahu bahwa imunitas anak jauh lebih tinggi dari orang dewasa. Tapi maksud saya transmisinya pun jauh lebih kecil semakin muda”. Oke beliau bilang anak kecil lebih kebal…. Tapi tetep aja kan mereka udah terpapar virus tapi gak sakit karena kebal. Mereka jadi carrier dan masih bisa nularin ke orang… kan orang tua mereka bukan anak anak juga :”.
Banyak sekolah online yang tidak tidak berjalan dengan optimal. Gak usah jauh-jauh… ini adek sepupuku sendiri ya, sekolah online nya cuma dari grup whatsapp. Guru ngasih tugas (banyak banget) dan dikumpulin di grup itu. Udah gitu doang… bener-bener ehmmm kurang berkualitas kalau menurutku (sorry 2 say).

I have no idea sih buat ini….semoga pak menteri, pak presiden dan teman-temannya bisa menentukan kebijakan yang tepat buat anak-anak sekolah ini. Gak ada yang bisa disalahin.. karena emang keadaannya begini ..! sulit untuk semua orang.

Semoga covid-19 segera berakhir (walaupun aku pesimis tentang ini.. tapi kayanya ini masih panjang). Yang terpenting sekarang aku dan kalian semua harus rajin menjaga kebersihan, kesehatan, ikuti protokol kesehatan dimanapun, menjaga pikiran tetap positif dan selalu berdoa. Thanks 4 reading.